Posting cerpen by: t_hernanto
Total cerpen di baca: 215
Total kata dlm cerpen: 1434
Tanggal cerpen diinput: Mon, 16 Nov 2009 Jam cerpen diinput: 9:59 PM
1 Komentar cerpen CINTA DAN PENGORBANAN Hari ini perasaanku tidak bisa aku gambarkan. Tidak ada sesuatu yang bisa aku ungkapkan, semuanya terasa hampa. Bahkan tidak ada setitikpun arti dari keindahan bisa muncul dalam hatiku. Semuanya telah hancur, hancur bersama bayangan dan harapanku akan drinya. Seseorang yang selama ini aku bangakan, seseorang yang selama ini selalu ada untukku. Tatapan matanya seolah mengambarkan rasa sayangnya yang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Tapi sayang ternyata kisah itu hanya bisa aku nikmati sebentar saja. Mungkin ini hanya pendapat atau kesimpulan yang bisa aku rangkul dalam hatiku. Karena masa depan masih terbentang luas di hadapanku. Sama seperti kisah yang belum juga berakhir ini. Kisah yang seolah telah menaruh garam di hatiku yang lembut, hinga hatiku akan menjadi lemah dan akhirnya aku akan mati. Sebulan yang lalu aku baru jadian dengan lia. Seorang wanita yang sudah lama aku cintai. kami jadian di parapat. Tepatnya di tepi danau toba. Waktu aku memegang tanganya dan mengungkapkan rasa yang sudah lama bernaung dalam hatiku. tidak kusangka dia menerima cintaku, aku sangat senang sampai-sampai aku meloncat kegirangan, aku bernyanyi, berlari kesana-sini. rasanya dunia adalah milik kami berdua. Setelah jadian aku semakin sering jalan sama dia. Kadang kami menghabiskan waktu berduaan di kos-kosan dia. Atau kami pergi nonton bioskop. Rasanya sangat menyenangkan. Semakin dekat dengan dia aku semakin sayang padanya. awalnya aku takut mengenalkan dia pada orang tuaku. Bahkan orang tuaku berangapan bawah aku belum punya seseorang dalam hatiku. Tapi sangat mengejutkan ketika ibuku dengan tidak sengaja melihat kami sedang ngobrol di sebuah restoran di kotaku. Dengan cepat aku melepaskan gengaman tanganku dari lia. bagiku itu sangat lucu, apalagi ketika mama mengejek aku beberapa kali di rumah. Tapi intinya mama menyetujui hubungan aku dengan dia. Bahkan mama sangat senang karena menurut dia, lia adalah gadus yang baik. Itulah akhir kisah bahagiaku bersama dia. Setelah itu semuanya terasa pahit. Rasa pahit yang tidak aku mengerti datangnya dari mana. Intinya lia menyukai orang lain. Rasa penasaran akan perasaan dia yang sesunguhnya padaku, memaksa aku untuk tetap mempertahankan cintaku padanya. Hari itu lia sedang ada tugas keluar kota. Dia akan berada selama tiga hari di sana.” Aku akan merindukanmu” ucapan terakhir dari mulutku sebelum dia menaiki pesawat dan terbang jauh meningalkanku. Setelah itu aku pulang kerumah. Karena jenuh sendirian di kamar aku membuka laptop lia yang sengaja ditingalkanya dalam kamarku. Aku membuka yahoo mail , karena aku ingin membuka e-mail ku. Tiba-tiba yang terbuka adalah e-mail lia. awalnya aku berpikir mungkin dia lupa untuk log out. Di kotak message aku melihat beberapa nama, dan kebanyakan nama-nama itu sangat aku kenal. Aku tertuju pada satu nama…”Rian”. Rian adalah sahabat dekatku di kantor, bahkan akulah yang mengenalkan rian sama ceweknya yang sekarang dan kita sering double date . “ Rian sering kali ngirim pesan sama lia”. aku penasaran dan akhiranya aku membukanya. Rian: aku tidak ingin memendam rasa ini lagi. Karena aku tahu kamu juga mencintaiku. Aku melihat dari caramu melirik aku. Kamu menyimpan rasa untukku. Lia tolong jangan bohongi hatimu. Aku hanya ingin tahu apakah kau benar-benar mencintaiku? Tolong jawab aku, walau ku tahu kita tidak akan bisa bersama lagi. Yah,,,sangat sulit,,,karena kamu adalah milik sahabat yang sangat baik padaku. Dan aku juga tidak ingin mengecewakan Joy yang sangat mencintaiku. Tapi tolong jangan buat aku penasaran! Sent message Lia : maksud kamu apa? Rian : knapa kamu membohongi perasaanmu? Tolong katakan apakah kau mencintaiku? Lia :aq mencintaimu…puas kamu. Tio terlalu baik untuk aku sakiti. Mataku terasa basah, air mata berjatuhan bagai titik-titik hujan yang mengenangi hatiku. aku baru mengerti kenapa Lia begitu dingin padaku. Senyumanya terasa beda padaku di bandingkan senyumanya pada rian. Aku baru mengerti kenapa lia jarang menghubungiku, kenapa lia jarang bercerita padaku. Kami memang sering bersama tapi selama ini, aku merasa ada sesuatu yang salah. Yang aku tidak tahu kenapa harus dia menerima cintaku?. Kenapa dia mau meningalkan laptop ini dikamarku? Kenapa dia tidak keluar dari e-mailnya bukan kah selama ini dia sangat hati-hati bahkan pada hal-hal kecil sekalipun.? Apakah dia sengaja menyakiti hatiku?. apakah dia ingin mengatakan bawah dia tidak mencintaiku atau dia hanya ingin menunjukan bawah ada berjuta pria yang mengiginkan dia di luar sana? “apa salahku lia,,,kenapa kau mengiris hatiku” Berjuta pertanyaan tiba-tiba muncul dalam benakku…aku serasa mengutuki kelakuan rian, yang selama ini berlaku seolah-olah seorang malaikat di hadapanku. Dia menusuk aku dari belakang. Setelah Lia pulang dari luar kota. Aku berpura-pura tidak tahu apa-apa. Bahkan setiap pertanyaan yang di ajukanya kujawab seperti biasa. Ketika kami berada di kantor, bahkan saat aku, lia, rian dan santi ceweknya duduk bersama untuk bercanda aku mencoba untuk tetap diam. Aku tidak tahu kenapa aku bisa melakukanya, rasanya terlalu sulit untukku untuk mengungkap atau menanyakan ini semua. Sesekali aku melihat lia dan rian tatapan mata. Semua itu menyiksa hatiku. merobek jantungku namun kamu tahu aku tetap diam, kadang aku tersenyum, kadang aku tertawa terbahak. Tapi ketika tiba-tiba mataku tertuju pada santi, gadis manis yang polos dan sangat baik hati itu, aku jadi tidak kuat. Gadis yang sepenuh hatinya mencintai rian, dan ternyata itu semua hanya sandiwara. Aku sangat takut seandainya santi mengetahui hal itu. aku takut apa yang akan terjadi padanya. aku takut apakah dia akan bunuh diri?. Waktu-waktu seperti itu akan aku gunakan untuk berlari kekamar mandi. Disana aku menangis sepuas hatiku. ya menangisi kebodohan dan kemalanganku. Aku sunguh tidak berdaya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku bagaikan seekor rusa yang sedang di bidik pemburuh. Walau aku sudah tahu bawah aku sedang dibidik namun aku tidak lari karena aku takut kakiku akan menginjak anak kelinci yang sedang bermain di depanku. Atau paling tidak aku takut jika aku lari pemburuh itu akan mengejar aku dan akhirnya dia akan masuk jurang.apalagi aku tidak bisa membohongi perasaanku pada lia. Aku mengakui aku tetap mencitai dia, bahkan aku sangat berharap kalau lia masih menyisahkan setitik tempat untukku dihatinya. Tapi aku sunguh tidak tega melihat santi sahabat yang sudah lama sekali aku aku kenal. Sahabat yang selama ini selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika seandainya dia tahu bawah rian tidak mencintainya. Tiga bulan semua rahasia itu aku jaga dalam hatiku. Bahkan sampai berat badanku turun 5 kg. hingga akhirnya ketika lia mengajak aku untuk nonton bioskop. Aku memberanikan diri untuk menanyakan beberapa hal padanya. Sebenarnya aku tidak berani mananyakan langsung pada inti permasalahanya. Aku hanya bertanya “ apakah kau benar-benar mencintaiku”. Pertanyaan itu membuatnya marah dan berteriak “ oh jadi selama ini kamu tidak percaya padaku”. Aku tidak tahu alasanya mengapa dia langsung segitu marahnya padaku. Dia langsung pergi meningalkanku. Jujur saja aku merasa sangat sakit. Pelan-pelan aku berdiri dan berjalan pulang menuju mobil seiring air mataku. Aku tahu kenapa dia marah,,,dia merasa kesal karena aku baru menayakan hal itu sekarang padanya. Padahal dia ingin supaya aku menanyakan hal itu ketika dia baru pulang dari luar kota tiga bulan yang lalu. Karena memang itulah yang dia inginkan makanya dia membiarkan e-mailnya terbuka dan meningalkan laptopnya di rumah aku. Sampai di rumah, aku mencoba menghubungi no hp nya tapi selalu saja sibuk. Aku mencoba menelepon santi dan ternyata hpnya aktif. Aku berpura-pura bertanya tentang jadwal pekerjaan yang baru. Kebetulan kantor kami sedang melaukan pergantian jadwal kerja. Rasa penasaranku membuat aku berani menghubungi rian tapi no nya sibuk. Saat itulah aku berani mengambil kesimpulan. Santi bilang kalau rian satu harian ini tidak menemui dia. Besoknya di kantor aku menemui lia. Namun dia langsung pergi. Tapi aku tidak membiarkanya, kugengam tanganya dan menariknya pada pelukanku. Aku mengelus rambutnya. Dia hanya terdiam. Pelan-pelan mulutku terbuka, “ maaf sayang,,tio ingin memelukmu untuk yang terakhir kalinya. Besok pagi tio akan berangkat ke singapure. Dan tio berharap, jangan pernah lupakan tio, walau hanya sebatas sahabat. Tio iklas meski terasa sangat menyakitkan. Tapi aku ada satu permintaan jangan pernah sakiti santi dengan cara apapun” Pelukan itu masih terasa sampai sekarang. Saat aku berada jauh dari dia yang kucintai dan penghianat cintaku. Bagaimanapun mereka tetaplah sahabatku. Dan kabar yang kudengar, Lia tidak pernah jadian sama rian. Rian tetap jalan dengan santi. Bahkan sekarang mereka sudah menikah. Sementara itu, Lia sudah empat tahun berada di asrama PERMANA. Sebuah asrama yang kusus menampung orang-orang yang kecanduan narkotika dengan dosis tinggi dan kehilangan kesadaran. Sekitar tujuh tahun yang lalu lia di temukan pingsan di kamar mandi kantor, sebulan setelah aku pergi kesingapura. Dan sampai saat ini, masih ada berjuta pertanyaan yang belum bisa aku jawab. Apakah lia mencintaiku? Apakah Rian mencintai sahabatku santi ataukah rian mengorbankan cintanya? Knapa lia jadi pecandu stelah kepergianku? Pertanyaan itu tetap ada dalam hatiku seperti rasa cinta yang tidak akan pernah bisa hilang dari dalam hati ini.
Senin, 16 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar